Sabtu, 29 November 2014

TULISAN 4 SOFTSKILL SOSIOLOGI DAN POLITIK

MANFAAT SELINGKUH ???

Selingkuh menempati posisi papan atas sebagai pemicu perceraian di Indonesia. Kami di Jogja Family Center (JFC) dan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) sangat sering menangani kasus perselingkuhan dengan berbagai corak dan tingkatannya. Ada yang selingkuh diam-diam, menyembunyikan dari pasangan; ada pula yang selingkuh terang-terangan, sengaja menampakkan kepada pasangan. Ada perselingkuhan dengan satu orang pasangan selingkuh, ada pula perselingkuhan dengan banyak pasangan selingkuh dalam waktu yang sama.
Noel Biderman, pendiri situs selingkuh Ashley Madison, menyatakan bahwa situs perselingkuhan itu beranggotakan orang-orang yang ingin berselingkuh, dan saat ini jumlah anggotanya mencapai 24.000.000 di seluruh dunia. Noel menyatakan, “Perselingkuhan itu ada di setiap kebudayaan di dunia. Tidak ada tempat di planet ini dimana anda tidak menemukan perselingkuhan”.
Noel juga menyatakan, “Perselingkuhan yang sempurna bukan hanya soal menemukan seseorang dengan niat yang sama, tapi juga harus tidak ketahuan”. Menurut Noel, “Semakin lama pasangan bersama-sama, hubungan seks akan semakin menurun”. Itulah sebabnya ia meyakini ada manfaat perselingkuhan, dengan syarat perselingkuhan itu tidak ketahuan.
Sepuluh Manfaat Selingkuh
Noel Madison tidak secara rinci menyebutkan apa saja manfaat selingkuh, oleh karena itu, saya berusaha membantu untuk menemukan manfaat perselingkuhan. Namun sayang, saya tidak menemukan manfaat dalam bentuk yang positif. Yang saya temukan justru manfaat dalam bentuk yang negatif, sebagai berikut :
1. Menyakiti Hati Pasangan
Perselingkuhan selalu menyikiti hati pasangan, karena ia merasa dikhianati. Pada titik tertentu, pasangan bisa kehilangan kepercayaan, terutama pada kasus perselingkuhan berulang. Mengembalikan kepercayaan dari pasangan ini bukan urusan mudah. Perlu waktu yang lama dan disertai bukti nyata, kepercayaan bisa pulih kembali seperti sedia kala.
2. Membuat Dendam dan Trauma pada Pasangan
Perasaan tidak percaya karena merasa dikhianati, bisa berkembang menjadi dendam dan trauma. Pada titik tertentu, pasangan akan melakukan balas dendam. Ia ikut selingkuh, untuk membalas sakit hati dikhianati. Jadilah mereka keluarga ahli selingkuh, karena selingkuh dibalas dengan selingkuh.
Bahkan sampai pun ketika pasangan itu memutuskan untuk bercerai, perasaan trauma masih bisa terbawa-bawa. Seorang lelaki bisa memiliki stigma negatif, bahwa perempuan suka selingkuh, akhirnya ia memilih untuk tidak menikah lagi. Seorang permpuan bisa memiliki stigma negatif, bahwa semua laki-laki suka selingkuh, akhirnya ia memilih hidup menyendiri.
3. Melukai Jiwa Anak-anak
Dalam perselingkuhan, yang menjadi korban bukan hanya pasangan, namun juga anak-anak. Selingkuh bisa melukai jiwa anak-anak, karena mereka tidak siap mental menghadapi kenyataan orang tua yang sangat mereka hormati tega melakukan penyelewengan. Seorang ayah adalah simbol kebanggaan bagi anak-anak; seorang ibu adalah simbol kasih sayang bagi anak-anak. Hat mereka akan sangat sakit saat mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh orang-orang yang sangat mereka hormati dan sangat mereka cintai.
4. Membuat Trauma pada Anak-anak
Sakit hati anak-anak, bisa berkembang menjadi perasaan trauma. Anak perempuan yang mengetahui perselingkuhan ayahnya, bisa trauma berkepanjangan, sampai takut menikah, karena takut dikhianati suaminya kelak. Ia bisa memiliki kesimpulan yang salah, bahwa semua suami pasti selingkuh. Perasaan trauma ini membuatnya menutup diri dan takut menghadapi hidup berumah tangga, karena tidak mau diperlakukan seperti ibunya. Apalagi ketika ia mengetahui bagaimana ibunya menderita akibat perselingkuhan sang ayah.
5. Menghancurkan Kebahagiaan Keluarga
Kebahagiaan keluarga yang sudah dibangun bertahun-tahun, bisa hilang musnah akibat perselingkuhan. Tiada lagi canda dan tawa, yang muncul adalah ketegangan suasana. Suami dan istri berada dalam suasana yang tidak nyaman berkepanjangan. Suasana damai dan bahagia yang sudah mereka nikmati bersama, seakan-akan tidak ada lagi bekasnya.
6. Merusak Karier di Tempat Kerja dan Organisasi
Perselingkuhan juga bisa merusak karier seseorang di tempatnya bekerja. Baik di lingkungan PNS, TNI, Polri, pegawai BUMN, partai politik, kepala daerah, anggota legislatif, pegawai swasta, atau dimanapun mereka bekerja. Sudah bayak cerita seseorang yang mentok kariernya, tidak bisa naik pangkat, tidak bisa naik jabatan, tidak bisa berkembang karier kerjanya, karena kehancura keluarga akibat perselingkuhan. Karier yang dimulai dari nol, akhirnya hanya berhenti di titik tertentu, padahal harusnya masih bisa meningkat lagi.
Bukan hanya merusak karier, lebih dari itu bisa dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Perselingkuhan yang terjadi dengan sesama pegawai di instansi yang sama, dianggap bisa merusak suasana kerja. Sudah banyak cerita seseorang dimutasi, dipecat atau dikeluarkan dari tempatnya bekerja, karena kasus perselingkuhan.
Hal yang sama terjadi pada organisasi. Apabila ada tokoh melakukan tindakan yang merusak nama baik organisasi, bisa membuat dirinya mendapatkan sanksi organisatoris sampai ke tingkat pemecatan.
7. Menyebabkan Pembengkakan Pengeluaran
Sudah banyak cerita, orang yang terlibat perselingkuhan membuat pengeluarannya membengkak. Konon, orang yang selingkuh sangat ingin membahagiakan pasangan selingkuhnya. Apapun dilakukan, demi membahagiakan pasangan selingkuh, sampai ke tingkat di luar batas kemampuannya. Jika ia pejabat, bisa melakukan korupsi demi pasangan selingkuhnya. Jika ia orang biasa, bisa menghabiskan harta yang ada di rumah, sampai mentelantarkan keluarganya sendiri.
8. Merusak Nama Baik
Nama baik adalah milik kita yang sangat berharga. Jika uang, jabatan, pangkat, kekayaan hilang, kita bisa mencari lagi bahkan yang lebih banyak. Namun sekali nama baik kita rusak, sangat sulit untuk mengembalikan. Teman, tetangga, keluarga, kerabat, kolega, anak buah mempunyai penilaian negatif karena perbuatan perselingkuhan, yang membuat citranya hancur dan nama baiknya rusak. Sangat sulit untuk mengembalikan kebaikan citra yang sudah terlanjur rusak.
9. Merusak Karakter
Jika selingkuh sudah dianggap sebagai hal biasa saja, rusaklah karakter seseorang. Melakukan selingkuh tidak ada ubahnya dengan makan di restoran atau melakukan olah raga di club fitness. Seperti hal wajar, tidak merasa salah, tidak merasa berdosa, tidak merasa ada yang aneh. Jika sudah hobi selingkuh, maka rusaklah karakter dirinya. Tidak ada lagi batas kebaikan dan keburukan. Jika karakter sudah rusak, masih adakah yang tersisa dalam diri seseorang?
10. Menambah Dosa
Sebagai manusia beragama, kita mengetahui bahwa perselingkuhan adalah sebuah dosa, sebuah kesalahan. Maka perselingkuhan yang dilestarikan akan menambah dosa secara konsisten pula. Semakin banyak dosa, semakin banyak pula kebaikan yang hilang dari dirinya. Bukan saja ancaman balasan siksa di akhirat, bahkan di dunia pun akibat tumpukan dosa sudah bisa dirasakan oleh pelakunya.
Demikianlah sepuluh manfaat dari selingkuh. Seluruhnya adalah manfaat negatif, atau disebut juga sebagai mudharat. Jika ada di antara anda yang ingin mendapatkan manfaat negatif tersebut, silakan saja selingkuh. Hanya soal menunggu waktu, selingkuh akan menghancurkan banyak hal.
Selingkuh Seperti Durian?
Tentu saja tidak tepat penggambaran ini, bahwa selingkuh disamakan dengan durian. Namun ada sisi yang ingin digambarkan, bahwa orang makan durian itu tidak bisa disembunyikan. Walaupun makan durian di Cisarua, lalu ia pulang ke rumahnya di kawasan Jakarta Pusat, menempuh jalan yang macet, tetapi sampai di rumah tetap saja masih tercium baunya.
Mobil yang digunakan untuk mengangkut durian, masih tercium baunya berhari-hari. Sisi ini yang ingin digambarkan persamaan durian dengan selingkuh. Walaupun tidak kelihatan barangnya, namun tetap tercium dari aromanya. Sepanjang pasangan suami istri memiliki hubungan yang mendalam, pasti akan bisa merasakan aroma perselingkuhan yang dilakukan pasangan, walaupun tidak bisa membuktikannya.
Maka betapa absurd teori Noel Biderman, bahwa selingkuh itu bermanfaat selama tidak ketahuan? Ini kan hanya masalah waktu. Tidak ketahuan untuk satu masa tertentu, namun akan ketahuan juga pada akhirnya. Hanya menunggu meledaknya bom waktu.
Masih ada yang ingin selingkuh?

SUMBER : sosbud.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar