Minggu, 30 Desember 2012

Tulisan 6


Pengalaman Berdagang

Hellooo saya mau berbagi cerita tentang penjual mie ayam langganan di kantin SMAN 52. Jadi ini tuh berawal dari rasa kekepoan saya yang udah akut kenapa tuh penjual mie ayam suka dipanggil dengan sebutan pak le. Akhirnya saya berinisiatif buat nanyain sedikit tentang kisah hidupnya. Awalnya yang saya tanyain sih nama aslinya. Ternyata abang yang sering dipanggil pak le ini punya nama juga, dan namanya itu pak Sularno. Merembet dari nama, keterusan nih ke masalah kariernya. Ternyata mie ayam itu bukan jajahan dia yang pertama loh. Nyangka engga sih, ternyata pak le ini adalah penjual es dulunya. Hebat juga dia, multitalenta yaa. Dia jago bikin es dawet, dan sekarang penjualan mie ayam inipun sangat laku di sekolah saya. Pasti pada bingung dong kenapa penjual es ini beralih menjadi penjual mie ayam. Selidik punya selidik, setelah saya tanya, ternyata pak le ini sudah banyak melewati tahap hingga saat ini. Ketika beliau pergi untuk membeli bahan bahan esnya, dia melihat suatu warung mie ayam yang sangat ramai. Dia berkesimpulan bahwa mie ayam adalah salah satu makanan yang banyak disukai orang di jakarta ini. Karena ingin menambah penghasilan, beliau ingin sekali menjual mie ayam. Awalnya ragu, apakah bisa dia membeli modal berjualan mie ayam. Tapi berhubung pak le ini orang yang selalu optimis, dia membulatkan tekatnya. Pendapatan esnya ia tabung setiap hari untuk menambah modal. Alhasil suatu hari ia bisa berjualan mie ayam keliling . dan yang menjaga warung esnya setiap hari adalah istrinya. Sedih sekali memang, mungkin takdir menjadi pedagang baru selalu seperti ini. Karena orang-orang sudah mempercayai pedagang yang biasa lewat, sehingga orang-orang tidak percaya akan kelezatan dagangan pak le ini. Pak le berjualan dari jam 8 pagi sampai jam 12, tetapi belum ada satupun yang membeli. Hingga di persimpangan jalan, ada 2 orang pengemudi motor yang sedang mencari alamat. Mungkin frustasi akan tak ketemunya jalan yang mereka tuju, membuat perut mereka keroncongan. Mereka menanyakan alamat pada pak le yang kebetulan lewat. Pak le pun tak tahu karena itu menjadi hari pertama kelilingnya di gang tersebut. Akhirnya pengemudi tersebut turun sebentar dan memesan mie pak le. Awalnya yang membeli mie tersebut hanya 1 orang. Setelah suapan yang ia terima, dia bertanya pada pak le, “pak ini resepnya apa ya? Kok bisa beda dari mie lainnya? Ini gurih sekali loh rasanya.” Pak le hanya tersenyum. Karena penasaran, temannya pun ikut membeli mie ayam pak le. Namun sialnya, pengemudi motor ini membayar dengan uang 100 ribu. Pak le pun tak punya uang kembali. Akhirnya mereka memutuskan untuk membeli mie ayam lagi sejumlah uang kembaliannya untuk orang di rumah. Ternyata banyak yang puas dengan mie ayam buatan pak le ini. Seiring berjalannya waktu, banyak yang mengetahui mie ayam pak le tersebut. Sampai akhirnya pak le bertemu dengan seorang yang merubah kariernya. Pak le ditawari berjualan di sebuah kantin sekolah. Awalnya pak le ragu, tapi setelah ia berunding dengan istri tercintanya, ia mau menerima tawaran tersebut. Alhasil, keputusan pak le berjualan di kantin pun sangat tepat. Anak-anak remaja jaman sekarang lebih senang membeli jajanan seperti mie ayam Dan bakso ketimbang membeli nasi. Jadi akhirnya saya mulai tau asal-usul nama pak le sampai dengan pengalamannya berdagang mulai dari nol sampai sekarang dia berjualan di kantin SMA saya dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar